Senin, 08 Juni 2015

Pemuda Katanya


         Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemuda dapat didefinisikan sebagai orang muda laki-laki; remaja; taruna. Tetapi tenyata pemuda juga dapat ditujukan kepada perempuan. Maka secara gamblang yang kita tahu tentang pemuda adalah seseorang manusia muda. Pemuda disebut-sebut sebagai satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita bangsa dan pendekar intelektual serta sosial melalui idealisme yang mereka miliki.

Berbicara tentang pendekar, saya teringat “Pendekar Biru”, loli pop yang biasa saya beli waktu SD, karena ingin menjadi seorang pendekar. Sehebat apakah pemuda sampai- sampai disebut sebagai seorang pendekar?

Ya, bagi kalian yang sekarang sudah menjadi mahasiswa atau pernah menjadi seorang mahasiswa mungkin sudah tidak asing lagi ketika mendengar “Agent of Change” atau agen perubahan. Dimana seorang pemuda merupakan suatu generasi penerus bangsa yang akan melakukan perubahan- perubahan untuk bangsa ini. Kita yakin, bahwa orang yang sekarang sudah tua tidak akan selamanya kekal di alam ini. Sebagai suatu siklus dari kehidupan, bangsa ini membutuhkan suatu penerus yang akan melanjutkan perjuangan bangsannya dan tentunya untuk mengarahkan bangsa ini menjadi lebih baik.

Darah muda, darah yang berapi-api. Ya, saya tahu itu sebagian dari lirik lagu ciptaan Rhoma Irama, penyanyi dangdut Indonesia yang hampir mencalonkan diri sebagi calon Presiden Republik Indonesia. Whatever lah ya tentang itu. Tapi memang iya, darah seorang pemuda itu sangat berapi, semangatnya yang tak pernah padam (lagi-lagi lirik lagu), selalu menyalakan tentang idealisme- idealismenya. Bangsa ini sudah terlalu bosan dengan kepura-puraan, drama politik, issu media, kemiskinan, kelaparan, kesakitan, dan masalah lain yang ada pada bangsa ini.

Sudahkah anda mendengar ada suara jeritan anak bangsa, yang tidak mengecap pendidikan di perbatasan sana?

Sudahkah anda mendengar ada hembusan nafas peluh, di dalam gubuk tua nan rapuh?

Sudahkah anda melihat ada kedipan mata dan denyut terakhir, ketika rumah sakit saja menolak untuk disinggahi?

Sudahkah anda merasakan dinginnya terlelap di bawah jembatan, sedangkan disekitarnya terdapat tingginya bangunan- bangunan?

Dan anda masih saja diam, berdiri, atau bahkan tertidur atas masalah yang dihadapi bangsa saat ini. Kemana sebenarnya pendekar itu? Apakah harus seluruh rakyat ini menjerit agar kamu sadar, agar kamu bangun, agar kamu bergerak, agar kamu berlari untuk membawa masa depan bangsa ini menuju arah yang lebih baik.

Terkadang ketika kita merasakan ketidakadilan menjadi seorang pemuda, beban rakyat menjadi sangat berat ada di pundak kita. Tapi, apakah kita masih akan egois? Apakah kita masih saja akan apatis? Sedangkan orang- orang diluar sana sudah kehabisan tenaga untuk memohon.

Yakinlah pemuda, suatu hari nanti perjuangan tidak akan menjadi sia-sia. Kita mempunyai generasi berikutnya yang kita tahu, kita tidak ingin seperti sekarang, generasi yang membuat pilu bangsa.

Pemuda, sadarlah. Rakyat memerlukanmu saat ini. Alam Indonesia pun memerlukan perlindunganmu saat ini. Bukan nanti, karna nanti atau esok hari itu tidak ada. Kami butuh saat ini, saat ini untuk kamu bergerak, untuk kamu berlari menuju Indonesia yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar